Uncategorized

[Museum Visit] Ullen Sentalu – Yogyakarta : Penggalan Diary 4 Kerajaan keturunan Kerajaan Mataram Islam 


Hello, Teman-teman!  Sunday Morning ! Yang lagi Car Free Day (CFD)-an mana suaranya…..?? 😍

Sofi masih ada short escape ke sebuah resort kece di Jogja nih! Pagi-pagi belom pengen keluar kamar akhirnya ngeblog ajah ah.. 😋

Kali ini Sofi mau cerita tentang Museum terbaik di Indonesia versi Trip Advisor, siapa yang gak tau Museum Ullen Sentalu. Ini adalah kali ke-3 kunjungan saya ke Museum ini. Yang pertama kali adalah 2 tahun lalu.. Banyak perubahan (terutama fisik) yang saya lihat. 

Gak mau panjang lebar kali tinggi, cuuzz langsung ajah marimari.. 

Perjalanan ke Ullen Sentalu

Dari pusat kota Yogyakarta, perjalanan menuju ke Ullen Sentalu akan memakan waktu minimal 45menit. Itu kalau lancar jaya yah.. Tapi Jalan Kaliurang (JaKAL) itu sekarang ampun-ampun macetnya dari bawah. Baru mulai lancar ketika sudah mendekati Pakem. Jadi kemarin saya berangkat jam11 dari rumah dan baru sampai di Ullen Sentalu pada jam12.30 hihihi.. macet pol. karena weekend juga kan… 

Sampai di gerbang masuk Kaliurang, saya membayar tiket IDR 10.000 untuk 2 orang. Melanjutkan perjalanan ke atas kamu bisa menggunakan GPS kalau sinyal bagus, karena tidak ada petunjuk arah yang jelas menuju museum paling hits ini kecuali kamu sudah sampai di belokan terakhir menuju museum. 

Museum Ullen Sentalu

Mengutip dari website Museum Ullen Sentalu , “Museum Ullen Sentalu didirikan oleh keluarga Haryono yang mewarisi kebudayaan Jawa secara turun-temurun dari keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Museum Ullen Sentalu, sesuai dengan makna semantiknya memiliki makna nyala blencong yang menerangi. Museum Ullen Sentalu merupakan sebuah konsep dari misi pelestarian nilai dan martabat budaya Jawa. Merupakan suatu komunikator dari suatu kekayaan warisan tangible dan khususnya intangible, sehingga terjadi pertemuan antara pewaris dan warisan budaya”

Seru sekali mengetahui ada pihak swasta keturunan kerajaan yang membuat bangunan seindah ini dengan manajemen dan proses tur yang teratur rapi sekali. Sebagai pengunjung saya sangat happy! Bahkan bersedia mengulang kunjungan.. 


Masih dari sejarah Museum Ullen Sentalu yang saya kutip dari website, “Menapakkan kaki di kawasan Museum Ullen Sentalu terasa balutan hawa sejuk (15-25° Celcius) dan suasana hening yang menyatu dengan alam pegunungan disekitranya yang sekaligus memberikan rasa damai serta khidmat. Area seluas 1,2 hektar yang dikembangkan secara bertahap tersebut bernama nDalem Kaswargan atau Rumah Surga, dimana Museum Ullen Sentalu berada. Jalan masuk menuju ruang pamer museum maupun artshop dan restoran  berupa kelokan, undakan, serta labirin akan memberikan nuansa nostalgia, perenungan dan keindahan. Beberapa bagian bangunan dan unsur yang melengkapinya, seperti gapura, dinding tembok, taman, kolam, mencerminkan keagungan budaya leluhur yang sudah ada sejak masa silam. Berbagai jenis unsur bangunan Jawa terlihat pada layout dan struktur bangunan bergaya Indis dan post-mo yang bersatu-padu menciptakan harmoni secara menakjubkan. Koleksi berupa lukisan dan foto foto tokoh sejarah budaya Mataram Islam, kain batik vorstenlanden, karya sastra,  arca arca kebudayaan Hindu Buddha, dan koleksi etnografi era Mataram Islam. Itu membingkai kisah sosial ekonomi politik seni sejarah dan budaya Jawa, terutama kisah para putri di kraton Mataram yang tidak banyak dikisahkan kepada masyarakat awam”

Cukup membuat penasaran kalau enggak datang sendiri dan menyikap misteri dibalik kalimat “kisah para putri di Kraton Mataram yang tidak banyak dikisahkan kepada masyarakat awam” Kepoan sih, jadi gini deh 😂😂

Pertama kali saya mengunjungi Museum ini adalah bulan Oktober 2014. Saat itu pintu masuknya belum seperti sekarang melalui gedung baru sebelah kiri. Dulu masih di pintu gerbang kecil si bagian tengah depan. 

Kali kedua saya datang Oktober 2016. Tapi saya baru tiba ke museum pada pukul 16.30 dan itu berarti tidak bisa masuk karena penjualan tiket hanya sampai jam16.00 meskipun museum buka sampao jam17.00. Jadinya kami hanya diam menikmati bangunan museum dari luar. Sudah sepi sekali karena saat itu weekdays. Sore pula 😂

Kali ini saya datang weekend (sabtu) dan lunch time pula! jadi… gak mungkin sudah tutup.. tapi.. sudah pasti ruamai 😂 aku rapopo.. aku rapopo 🙈


Memasuki gate menuju lobby yang baru, ada informasi ini:

Harga Tiket Masuk Pengunjung Indonesia

– Dewasa / Pemilik Kitas IDR 30.000

– Anak-anak usia 5-16 tahun IDR 15.000

Harga Tiket Masuk Pengunjung Manca Negara:

– Dewasa IDR 50.000

– Anak-anak usia 5-16 tahun IDR 30.000

(manurut saya ini terbilang sangay murah!) 

Jadwal Buka Museum Ullen Sentalu:

Senin : Tutup

Selasa-Jumat : 8.30 – 16.00

Sabtu – Minggu : 8.30 – 16.00
Fasilitas tiket Masuk

Tiket Sudah Termasuk:

– Educator Tour

– Jamu Ratu Mas (Jamu awet muda)

– Parkir Gratis


Di Meja resepsionis kita bisa membeli tiket. Saya membeli tiket domestik dewasa seharga IDR 30.000 sebanyak 2 buah untuk saya dan Riri. Dan saya perhatikan di atas meja ada beberapa informasi, di antaranya adalah tentang alur proses masuk sebelum mendapatkan tur. Yaitu:

1. Membeli tiket


2. Check-in di pintu masuk museum (ada di seberang loket tiket)

2. Tur

Ruang Tunggu 

Karena ramai, kami harus menunggu 15 menit untuk mendapat giliran. Dan tur kami pun digabung dengan tamu lainnya sampai mencapai maksimal 20 pengunjung. Udah kebayang drama nya ini kalau rame begini 😅pasti belicik!


Saya membaca ada poster ini di dekat loket. No wonder di ruang tunggu ada banyak banget topeng. Lumayan bisa mengamati satu satu sampai tiba waktunya tur. 



Topengnya juga dijual lho! Jadi kamu bisa beli kalau tertarik mau membawa pulang. Harganya mulai dari IDR 300K. 


Akhirnya Tur Dimulai! Happy faces.. semua berkumpul dan keluar menuju ke guide kami yang super ramah dan super sabar.. mbak Vivi. Dinobatkan sebagai Museum Terbaik dan 10 Museum Teratas, tentunya Ullen Sentalu memiliki tata ruang dan garda depan yang mumpuni! Guide bisa menjelaskan dengan rinci dan detail bahkan berani membuka pertanyaan dari pengunjung dan menjawabnya dengan apik. Apik ya bukan epic 😝

Koleksi-koleksi yang dimiliki oleh museum Ullen Sentalu dibagi dalam beberapa ruang. Dan pastinya dengan bangunan yang berbeda.

1. Goa Selo Giri

Yang pertama adalah Ruang Seni dan Gamelan yang menyimpan seperangkat koleksi gamelan. Selanjutnya Guwo Selo Giri yang menjadi ruang pamer lukisan tokoh-tokoh yang mewakili 4 figur Dinasti Mataram. 

2. Labirin Kampung Kambang

>> Kampung Kambang terbagi menjadi 5 ruang pamer yang mempertontonkan koleksi batik, syair, hingga album hidup GRKay. Siti Nurul Kusumawardhani. 

3. Ruang Sasana Sekar Buwana dan Koridor Letja Randa yang merupakan museum outdoor.
Lama waktu tur diperkirakan 50 menit. Yang membuat saya takjub dari Guide di Museum Ullen Sentalu:

1. Anak muda

2. Sangat hafal dengan nama tokoh

>> Bahkan nama jumenengan alm HBIX sampai hafal. Dimana itu nama gelar panjang banget.. ada kalik 10 kata. Jempooollaaan mbak Vivi!! 👏

3. super ramah dan super sabar

>> rombongan 20 orang yang super berisik. Dan super bandel sampai di ruangan terakhir malah foto-foto padahal udah dibilang ga boleh foto do area pamer. dan akhirnya harus bikin mbak Vivi nyamperin mereka dan minta dihapus fotonya. 

Waw banget! 😅

Jamu Ratu Mas 


Sebelum mencapai bangunan terakhir, kami dipersilakan untuk istirahat sebentar sambil menikmati segelas jamu Ratu Mas.. biar ikutan awet musa macam Putri Keraton to.. 

Ruangan istirahat kami sangat cantik! Suka sekali dengan bangunannya yang so kastil so jawa juga dan dikelilingi kolam kecil juga hijaunya pepohonan. 




Putri Keraton Yang Multitasking dan Berprestasi

Tokoh yang sangat ditonjolkan dalam museum ini adalah sosok wanita. Yaitu para putri.

Yang saya hafal banget namanya adalah Gusti Nurul dan Putri Tineke. Dimana Gusti Nurul yang menolak lamaran Presiden Sukarno juga PM Sutan Syahrir karena anti poligami. Gusti Nurul yang sarat prestasi dan mahir berkuda karena sudah  belajar sejak usia 6 tahun. Juga pintar menari dan menarikan tarian tradisional Jawa di Belanda dengan alunan musik gamelan live streaming dari Solo! Keren!! tahun 1930 Indonesia sudah melakukan live streaming lho!

Putri Tineke (kalau tidak salah) adalah adik bungsu dari PBVII yang memiliki ruang pamer khusus. Berisikan puisi-puisi dari para sahabat yang ingin menghibur kegalauan hati Putri Tineke karena patah hati. Cintanya tidak direstui Ibunda karena mencintai pangeran yang gelarnya lebih rendah. Namun kemudian bisa happy ending. Happy ending gimana? Kamu harus cari tahu langsung dengan datang ke Ullen Sentalu pastinya 😍

Relief Batu Miring khas Museum Ullen Sentalu


Belim sah ke Museum Ullen Sentalu kalo kamu belum foto di depan Relief batu miring ini. Sudah sering kamu lihat wira wiri di instagram dan sosial media lain tentunya bukan?

Tahukah kamu kalau Relief Batu Miring ini dibuat atas keprihatinan akan kondisi dunia saat ini yang semakin lama semakin tidak stabil dan menuju kemiringan dan makin lama bukan tidak mungkin, bisa jadi rusak. 


Masuk ke museum Ullen Sentalu beneran kayak masuk dalam dimensi lain karena setiap sudut  bangunannya selalu bisa menyihir setiap pegunjung untuk menikmati sisi lain kehidupan manusia terutama di kalangan keraton. 

Sampai sini dulu sharing kali ini ya teman-teman. Matur nuwun lho sudah mampir-mampir dan baca sampai selesai. Monggo jangan ragu untuk tinggalkan komentar yah.. ditunggu kritik saran dan tanggapannya 💕

Happy weekend! 😍

Love and Cheers,
Sofi Dewi

INSTAGRAM | TWITTER | FACEBOOK PAGE

Comments are closed.