LIFESTYLE

[Museum Visit] Museum Affandi Yogyakarta : Musti lebih peka untuk bisa memahami arti setiap sudutnya

Saya tinggal di Jogja. Gak cuma tinggal.. tapi lahir dan tumbuh di kota budaya ini. Tapi… sudah puluhan tahun saya tinggali, begitu baaaaanyak museum yang ada di Jogja, bisa dihitung jari.. mana saja yang sudah saya kunjungi. Sedih… 
Saya punya target untuk mengunjungi candi-candi di Jogja.. bahkan sampai ke candi yang kecil-kecil. Sudah saya habiskan tahun lalu. Hanya saja saya tidak mengisahkannya di blog, hanya post di IG. 
Yah baiklah… mungkin itu pertanda saya harus mengulang napak tilas lagi 😆ha..ha..ha… no problemo. mari diatur.. selagi sehat dan mampu..

Jalan-Jalan ke Museum Affandi
Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman berkunjung ke museum Affandi. Kebetulan ada tamu dari Jakarta dan kami sama-sama belum pernah ke Museum Affandi, dan sepakat ketika ke Jogja akan ke sana sama-sama. Dan inilah saatnya.. 😉
Berangkat dari SwissBel Hotel Jogja, kami berencana untuk cari makan siang dulu. Tapi tapi tapi.. udah termuter separuh jogja.. ga ada yang nyantol di hati 😆

jadinya.. ayo kita cobain pronto premium steak and pasta di Affandi ajyah! 👏

PRONTO Premium Steak & Pasta
Feeling sebagai food blogger enggak kepake pas makan di Pronto 😅Karena judulnya quality time jadinya isinya ngobrol tanpa henti sampai makanan ludes baru sadar “gimana nanti reviewnya?” hahahaha…
Saya ceritain aja ya.. Kami memesan Pronto Crispy Beef Steak with Black Pepper Sauce (cuma 27K) , BBQ Ribs with Black Pepper Sauce (cuma 85K), Honey dew (cuma 20K), dan Iced Lemon Tea (less ice) (cuma 15K). Harganya miring.. tempatnya semi open air (jadi angin segar dari segala penjuru gak masalah).. rasanya enak! 😘
Meskipun crispy beef steak nya enggak seperti bayangan saya yang crunchy.. karena pakai tepung panir, tapi enak juga. Bahkan porsinya jumbo dan saya bisa habis makannya hihihi enggak terlalu lapar sebenarnya, tapi karena ngobrol ketawa ketiwi akhirnya abis juga gak berasa! ma acii 😘

Museum Tour! Let’s go! 
Sebelum bisa memasuki museum tentunya musti beli tiket dl yah bro sist..



Harga Tiket per orang IDR 20.000 (dapat free soft drink di restoran untuk melepas dahaga sesudah berkeliling) 

Harga Tiket untuk Kamera IDR 20.000

Harga Tiket untuk HP (untuk mengambil gambar) IDR 10.000
Museum Affandi terletak di jalan Laksda Adisucipto no.167, yaitu jalan utama yang menghubungjab kota Yogyakarta dan Kota Solo. Tepatnya ada di tepi barat sungai GajahWong. Letaknya sangat strategis.. patokannya gak jauh dari UIN Sunan Kalijaga dan KFC Gelael, gak jauh dari lampu merah. Juga sederetan sama Ambarukmo Plaza.



Museum Affandi merupakan salah satu kompleks museum seni lukis di Yogyakarta. Museum ini menempati tanah sekitar 3500 m2 yang terdiri atas bangunan museum beserta bangunan pelengkap, dan bangunan rumah Alm Affandi dan keluarganya. 
Mengingat posisinya di tepi sungai, namun  Alm Affandi tetap apik menciptakan tata letak bangunan beserta lingkungannya meskipun bentuk lahannya berteras. Adapun pembangunan kompleks  museum ini dilakukan secara bertahap dan dirancang sendiri oleh Alm Affandi. WOW!!


Ini adalah sketch museum dilihat dari atas. keren yah! seperti hamparan dedaunan dari ujung ke ujung.. dan tentang ini ada asal usulnya ni! nanti diceritakan yah.. termasuk warna yang dominan di museum ini adalah Hijau-Kuning-Coklat.

 Lebih detail lagi, ditempel di dekat loket tiket, seperti ini:

GALERI I 

Menurut keterangan di brosur, Alm Affandi selesai membangun Galeri I pada tahun 1962 dengan luas bangunan 314,6 m2 sebagai ruang pameran bagi sejumlah hasil karya lukisnya. Bangunan ini diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Ida Bagus Mantra kemudian pada tahun 1974.

Berikut beberapa look di dalam Galeri I




Seperti yang terlihat, di Galeri I ini dipamerkan karya Alm Affandi sejak awal karirnya hingga tahun terakhir masa hidupnya. Objek lukisannya kebanyakan masih berupa potrey keluarga, yaitu : Ibu, istri dan anak. 

Lukisan tersebut bermacam-macam tekniknya, antara lain sketsa-sketsa di atas kertas, lukisan cat air, pastel, serta cat minyak di atas kanvas. Dan kalau dilihat dari awal sampai akhir, lukisan yang paling menarik hati adalah lukisan alm Affandi yang dibuat pada tahun 1960-1970, dimana kala itu beliau sedang kuat-kuatnya. Jadi ekspresif dan penuh warna. 

Selain lukisan, ada hasil karya berupa du buah patung potret diri yang terbuat dari tanah liat dan semen, serta sebuah reproduksi patung karyanya berupa potret diri bersama putrinya, Kartika. 

Ada juga sebuah sepeda mini dan sebuah mobil mitsubishi gallant tahun 1970. Mobil ini merupakan mobil kesayangan alm Affandi semasa hidup. Mobil ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menyerupai bentu ikan. Ada juga sebuah kabinet kaca yang ditempel di dinding yang  berisi sejumlah penghargaan dari pemerintah maupun dari luar negeri. Ada juga pipa rokok yang biasa digunakan Alm Affandi semasa hidup. 



Dari awal kami dipandu oleh Pak Didik, yang sudah ikut bekerja kepada Alm Affandi sejak tahun 1970.

Lukisan-lukisan dan karya seni di Galeri I tidak dijual. Sesuai dengan amanat dari Alm Affandi. 

Keluar dari Galeri I menuju ke Galeri II, kamu akan melihat taman mungil di sebelah kiri yang berisi 2 makam. Ini adalah makam Alm Affandi beserta istrinya. Waktu kematian keduanya hanya berselang 1 tahun saja.
Alm Affandi berpesan kepada keluarga supaya dimakamkan tidak jauh dari karya seninya. Karena dibuatkan makam khusus di area yang berdekatan dengan Galeri I. 

Hiasan melingkar yang menempel di dinding itu adalah karya seni yang dibawa dari Bali. Dibuat dari akar pohon (full). Cantik bangeet ya… 😍

Di sebelah kanan, kamu bisa melihat dekorasi lainnya berupa kolam-kolam kecil. Seperti ini:


GALERI II

Kembali pada leaflet yang saya dapat ketika membeli tiket, tertulis bahwa pada tahun 1987, Presiden Soeharto memberikan bantuan berupa pendirian sebuah bangunan Galeri II yang menempati areal tanah seluas 351.5 m2. Bangunan Galeri II ini kemudian diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hassan pada tanggal 9 Juni 1988.

Seluruh isi Galeri II ini adalah karya Alm Affandi yang dijual. Kisaran harganya antara 2-14 Milyar rupiah. WOW! 

Berikut ini beberapa look dari dalam Galeri II:




Di tengah-tengah galeri ada kursi tamu untuk duduk-duduk menikmati lukisan. Siapa tahu ada yang nyantol dan berniat untuk membawa pulang…? Bisa langsung konfirmasi harga dan pembayarannya kepada Guide. hehehe.. 

Kenapa Museum Affandi didominasi warna hijau, kuning dan coklat? 

Kenapa bangunan di Museum Affandi berbentuk pelepah daun pisang? 

Kedua pertanyaan di atas tentu memiliki jawaban khusus. Menurut Pak Didik, saat masih kecil, Alm Affandi dan saudara-saudaranya terkena penyakit yang belum ada obatnya. Dan orang tua mereka mengobati anak-anaknya dengan cara menutupi badan anaknya dengan pelepah pisang. Dari pengobatan ini ada beberapa anak yang meninggal. Alm Affandi termasuk yang selamat. Untuk mengenangnya, akhirnya Museum Affandi ini mengambil bentuk pelepah daun pisang sebagai arsitekturnya. 

Sebagai bagian dari kompleks Museum Affandi, rumah tinggal Affandi dan keluarganya berbentuk rumah panggung dengan konstruksi tiang penyangga utama dari beton dan tiang-tiang kayu. Dan atap dari bahan sirap yang membentuk sebuah pelepah daun pisang. Bangunan yang ada di kompleks museum ini seluruhnya spiral lengkung dan bagian atap membentuk pelepah daun pisang. Bagian atas rumah panggung merupakan kamar pribadi Affandi, sedangkan bagian bawah digunakan sebagai ruang duduk tamu serta garasi mobil pada saat itu. 

Ah.. kangen banget bisa jalan-jalan ke museum terus. Karena dibalik karya hebat dari sosok yang hebat itu tersimpan sejarah perjalanan hidup yang perlu untuk diketahui. Siapa tau kan kecipratan energi positif untuk sedikit lebih hebat dari sekarang? hihihi..

Sampai jumpa di postingan web selanjutnya ya teman2.. tunggu.. ke museum mana lagi saya pergi 😘
Love and cheers,

Sofia Dewi

Facebook | instagram | twitter

Comments are closed.