BEKRAF INDONESIA · EVENT · PERSONAL · PRESS

OPUS OUTLOOK 2019 Laporan Tahunan BEKRAF Indonesia

Tidak banyak yang tahu tentang OPUS outlook yang dikeluarkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia. Saya, di antaranya, baru tahu dengan detail tahun ini bahwa BEKRAF mengeluarkan laporan tahunan yang disebut buku OPUS. Lalu … OPUS itu isinya apa saja ?

Tentang Bekraf

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif. Saat ini, Kepala Bekraf dijabat oleh Triawan Munaf.

Bekraf mempunyai tugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.

As you all know, saya menjadi sebagian kecil dari BEKRAF sejak saya mengikuti IKKON 2016. Program IKKON ini pun menjadi salah satu laporan terdepan dalam OPUS setiap tahunnya. Nah, BEKRAF telah menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia dengan memfasilitasi para pelaku di berbagai kegiatan (pendanaan, hukum, infrastruktur, promosi, relasi, dll) dan lebih jauh lagi telah membangun struktur kohesif serta sumber informasi bagi para pelaku kreatif kini dan di masa depan, dengan:

  • Memberi gambaran kepada media & publik tentang kinerja Bekraf selama satu tahun ke belakang (2017-2018) yang dihadirkan dalam buku OPUS 2019
  • Berbagi proyeksi, harapan, peluang, dan tantangan yang menjadi potensi bagi ekonomi kreatif Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Hadirnya OPUS 2019 ini adalah sebagai bukti komitmen dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia, Bekraf meluncurkan buku Opus 2019 yang berisikan kinerja serta pencapaian selama setahun ke belakang dan proyeksi industri ekonomi kreatif di 2019 dengan prediksi relevan bagi para pelaku ekonomi kreatif.

Berikut Siaran Pers dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia :

Siaran Pers Bekraf Nomor: 160/Sipers/RO.II/HM.04/10/2018

Bekraf Buktikan Komitmen Perkuat Ekosistem Ekonomi Kreatif Indonesia

 

Jakarta, 17 Oktober 2018Sepanjang tahun 2017, pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan, terutama dengan adanya faktor perkembangan teknologi digital yang demikian pesat. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai lembaga pemerintahan non-kementerian terus menunjukkan komitmennya menciptakan ekosistem ekononomi kreatif yang kohesif untuk lebih lanjut mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia melalui berbagai kontribusi positif di enam belas subsektor ekonomi kreatif. Kinerja dan pencapaian Bekraf serta proyeksi ekonomi kreatif di tahun 2019 disusun dalam buku “Opus 2019”, Bekraf berharap buku ini dapat memberikan prediksi relevan bagi pelaku usaha ekraf (ekonomi kreatif) di tahun-tahun mendatang.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menjelaskan bahwa pesatnya perkembangan teknologi digital tak dapat dipungkiri telah memberikan pengaruh signifikan pada sektor ekonomi kreatif. Pemanfaatan teknologi digital sudah mulai dapat dirasakan dampaknya di berbagai subsektor, seperti desain, musik, seni rupa, dan lainnya. “Pada tahun lalu, PDB ekraf diperkirakan sudah mencapai lebih dari seribu triliun rupiah. Angka ini akan terus meningkat hingga di atas 1,2 ribu triliun pada 2019. Subsektor Fesyen, Kriya, dan Kuliner masih akan menjadi subsektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian di industri kreatif, terutama dikarenakan subsektor ini relatif lebih resisten terhadap guncangan ekonomi dunia. Tetapi selain itu ada 4 subsektor yang berpotensi menjadi kekuatan ekonomi baru yakni film, musik, art, dan game (animasi),” ujar Triawan.

“Opus 2019” juga mengulas pencapaian Bekraf melalui berbagai program yang dilaksanakan setiap Deputi Bekraf. “Sejak tahun 2015, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan telah membangun Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif dan menjalankan beberapa program yang tertuang di dalamnya, termasuk di antaranya Coding Mum, IKKON, CREATE, dan ORBIT. Tujuan program-program tersebut adalah untuk memperkuat pondasi sektor ekraf Indonesia berdasarkan riset dan tolak ukur yang akurat,” ujar Abdur Rohim Boy Berawi selaku Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan (Deputi I Bekraf).

Sementara Deputi Akses Permodalan (Deputi II Bekraf) melalui program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) telah meningkatkan jumlah orang/usaha penerima BIP hingga hampir dua kali lipat, dengan sektor yang semakin bervariasi, yaitu Aplikasi & Game Developer, Kuliner, Fesyen, dan Kriya dengan total dana yang disalurkan mencapai Rp 6 milyar di tahun 2018.

Deputi Infrastruktur (Deputi III Bekraf) melalui Bantuan Pemerintah (Banper) Sarana Ruang Kreatif 2017 berhasil menyalurkan Rp 19 milyar ke 38 lokasi dengan 7.000 barang/alat. Banper Revitalisasi Ruang Kreatif 2017 mencapai lebih dari Rp 26 milyar di 24 lokasi dan 7.000 barang/alat. Sementara itu, Banper Sarana TIK 2017 mencapai lebih dari Rp 2,5 milyar untuk 6 lokasi, dan 166 barang/alat, dan 1 situs. Total Banper yang diberikan sebesar Rp 45,5 milyar sepanjang tahun 2017.

Deputi Pemasaran (Deputi IV Bekraf) memiliki program KREATIFOOD yang telah menjelma dari kegiatan festival kuliner tahunan menjadi salah satu ajang kuliner terbesar dan terpopuler di Indonesia, dengan tema Soto dan Kopi. Program ini turut memeriahkan gelaran Asian Games 2018 dan akan hadir juga di The World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018 di Bali bulan depan. Selain itu, program unggulan lainnya adalah Kreatorial 2017, ICINC MetroTV, Salone Del Mobile, Venice Art Biennale, SXSW 2017, dan New York Now yang berhasil mendapatkan total penjualan sebesar US$ 71,117 atau setara dengan Rp 974,842,800.

Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi (Deputi V Bekraf) memiliki beberapa program antara lain Sosialisasi Satuan Tugas Penanganan Pengaduan Anti Pembajakan Produk Ekonomi Kreatif, Sosialisasi HKI: Digital Kreatif x Line, Sosialisasi Konsultasi dan Fasilitasi Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual, Sosialisasi Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) & Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), Fasilitasi Pembentukan Regulasi Ekonomi Kreatif, Fasilitasi Pembentukan Badan Hukum Untuk Usaha Ekonomi Kreatif. Sepanjang tahun 2017, sebanyak 1,507 HKI telah terdaftar melalui program deputi ini.

Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah (Deputi VI Bekraf) telah menjalankan beragam program antara lain KOPIKKON, dan Program Satu Pintu yang semakin mempermudah akses masyarakat ke Bekraf di mana tahun 2016 telah menerima 22 proposal yang kemudian melonjak menjadi 75 proposal di tahun 2017, Buku Pedoman Komisi Film Daerah, World Conference on Creative Economy 2018, serta Pendukungan Travel Grant untuk Para Pelaku Ekonomi Kreatif. Tak ketinggalan, dukungan Bekraf terhadap program 1.000 Layar Untuk Indonesia sebagai salah satu upaya untuk memajukan industri ekonomi kreatif melalui subsektor yang semakin beragam.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Arekha Bentangan, Co-Founder & Chief Technology Officer Mycotech, yang bergerak dalam subsektor desain produk, mengungkapkan, “Bekraf merupakan salah satu pihak yang berperan penting dalam perjalanan Mycotech. Keterlibatan kami sebagai bagian dari delegasi Indonesia saat mengikuti ajang SXSW 2018 telah membuka kesempatan bagi kami untuk menunjukkan produk dan teknologi yang kami miliki serta juga mendapatkan potensi kemitraan serta investor dari luar negeri,” ungkapnya.

Sementara itu Wahyu Agung Pramudito selaku Managing Director Lentera Nusantara, pelaku ekraf subsektor aplikasi & game developer, turut berbagi pandangannya terkait pengembangan produk ekraf Indonesia. “Kami sebagai pelaku kreatif bukan hanya perlu meningkatkan kualitas produk tetapi juga harus pintar dalam membaca potensi pasar baik dalam maupun luar negeri. Maka dari itu kami menyusun berbagai strategi untuk Lentara Nusantara agar nantinya mampu berkontribusi lebih banyak lagi bagi perekonomian Indonesia,” ungkap Wahyu.

Sejalan dengan hal tersebut Rahadian Agung, Investment Associate Ideosource, pelaku ekraf subsektor film, animasi dan video menyatakan, “Perubahan regulasi dan peningkatan infrastruktur khususnya di subsektor film, membuat potensi film Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Ideosource berkomitmen untuk secara konsisten mendukung perfilman Indonesia melalui bentuk investasi. Ke depannya, Ideosource berencana untuk mendukung bukan hanya sebagai investor, tapi juga berperan aktif melakukan co-producing terutama di sisi film marketing dan distribusi untuk makin memajukan perfilman Indonesia,” jelasnya.

Setiap program dan kegiatan Bekraf memiliki visi untuk meningkatkan PDB, nilai ekspor, dan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif. Guna mewujudkan visi ini, Bekraf memiliki misi untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang solid dan produktif melalui berbagai program, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan World Conference on Creative Economy. “Kita pun harus turut berbangga karena pada 6-8 November 2018 Indonesia akan menyelenggarakan World Conference on Creative Economy. Konferensi ini merupakan yang pertama di dunia untuk ekonomi kreatif dan dengan ini fokus seluruh dunia akan kembali tertuju ke Indonesia,” tutup Triawan.

****

Happy bisa datang di pemaparan Laporan Tahunan BEKRAF sekaligus di peluncuran buku OPUS 2019. Karena di sini saya bisa mendapat banyak pencerahan tentang beberapa pertanyaan dari teman-teman “Kenapa BEKRAF membuat banyak event? Kenapa BEKRAF tidak membuat kebijakan dulu?”

Segala sesuatu pasti ada awal dan pengembangan … memang betul bahwa segala tindakan sebaiknya ada SOP, tetapi untuk mendapatkan hasil akhir akhirnya pakai Management By Objective dan akan berkaitan dengan “hasil nyata” dari lapangan. Yang saya tangkap, itulah kenapa BEKRAF membuat banyak event karena harus berlari untuk mengejar target kemajuan ekonomi kreatif yang signifikan. Netijen kan selalu bicara hasil, hasil dan hasil .. betul begitu bukan ?

Ada banyak pembicara yang hadir memberikan materi saat Conference .. semuanya membuat mata dan pikiran terbuka.

MYCOTECH!

Salah satu yang bikin tertarik adalah pemaparan dari MyCotech! Sudah beberapa kali bertemu MyCotech dalam event Social Enterprise .. kali ini jumpa lagi di BEKRAF event sudah dengan banyak kemajuan, BRAVO!!

Tentang MyCotech

  • Memulai bisnis pada tahun 2012 di bawah nama IDEAS (Innovation, Design, Engineering, Art & Science), ide bisnis yang pertama kali muncul adalah pemanfaatan jamur sebagai bahan pangan dan kemudian lahirlah Growbox, sebuah kotak sederhana berisikan bibit jamur tiram yang bisa dibudidayakan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Produk tersebut pun telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
  • Mycotech memberikan solusi teknologi untuk masyarakat, kontraktor bangunan, desainer, dan arsitek sebuah material yang berkelanjutan dan lebih baik untuk kesehatan. Tidak seperti material konvensional yang ada di pasaran seperti gypsum, MDF, dan particle board dimana mereka menggunakan bahan kimia sintetis sebagai perekat, Mycotech 100% natural, tidak beracun, baik untuk aplikasi panel dekoratif, panel akustik dan insulasi ruangan.
  • Keikutsertaan Mycotech dalam SXSW 2018 yang diinisiasi oleh Bekraf banyak mendapatkan pengalaman berharga. Salah satunya adalah informasi penting terkait kebutuhan pasar Amerika Utara yang berbeda dengan pasar Asia dan Eropa. Hal ini menjadikan Mycotech lebih siap untuk melebarkan sayap ke pasar Amerika. Tanggapan baik yang diperoleh saat acara berlangsung, seperti projek baru baik untuk di Asia maupun Eropa pada tahun ini, juga menjadikan Mycotech lebih percaya diri dan semakin meningkatkan upaya dalam peningkatan kualitas produk.
  • Ke depannya, Mycotech akan mengembangkan inovasi materi baru yang dapat dihasilkan dari miselia jamur serta mengembangkan papan miselia (Biobo) agar dapat semakin menarik minat pasar terutama

Tentang Pengalaman Mycotech di Pasar Internasional

  • Jadi memang konsumen Mycotech berasal dari dalam dan luar negri, terutama dari Eropa dan Singapura. Kami senang kerja sama dengan banyak tipe customer karena banyak yang sifatnya eksperimen baru. Setiap proyek menjadi tantangan baru buat kami. Pada dasarnya Mycotech itu berbasis riset. Jadi masukan dari konsumen bisa jadi input berharga kami untuk riset produk baru yang kita kembangkan. Banyaknya konsumen kami di luar Indonesia mengajak kami membuka kantor cabang di London dan Singapura baru-baru ini, untuk memudahkan transaksi.
  • Pameran di luar negeri seperti SXSW yang difasilitasi oleh Bekraf memang menjadi salah satu langkah memperkenalkan Mycotech di luar Indonesia. Namun yang tidak kalah penting adalah menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan banyak pihak yang dinilai strategis misalnya lembaga riset, perbankan dan pembuat regulasi.

Potensi Investor Asing Terhadap Produk Mycotech

  • Kami baru saja menutup proses funding Kami berhasil menarik perhatian investor baik dari dalam negeri dan luar negeri yg berbasis di Amerika Serikat (belum bisa disebutkan namanya). Ini menunjukan bahwa banyak orang melihat Mycotech memiliki potensi yg besar nantinya. Salah satu model bisnis kami adalah menjual lisensi untuk partner bisnis yang mau memproduksi produk Mycotech baik di dalam maupun di luar negeri sehingga banyak pihak yang tertarik untuk melakukan kerja sama.

Tantangan Mycotech untuk Pasar Indonesia dan Internasional, serta Peran Bekraf

  • Melihat dari pengalaman kami baik di dalam maupun di luar negeri, produk Mycotech banyak diminati pasar Eropa dan Amerika Serikat karena pasar mereka yang sudah lebih mature dan didukung oleh regulasi pembatasan emisi untuk materi bangunan. Sedangkan untuk di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya, kami harus berpikir lebih inovatif dan kreatif karena persaingan dengan materi-materi bangunan yang telah lama masyarakat gunakan dan memang belum adanya regulasi terkait emisi. Oleh karena itu kami berencana untuk memodifikasi papan ke dalam bentuk panel dinding agar lebih praktis dalam pemasangannya dan guna menarik minat pasar Indonesia. Tentu saja Bekraf sangat berpengaruh terhadap bisnis kami, terutama untuk memperkenalkan produk kami tidak hanya di pasar dalam negeri, namun juga pasar luar negeri sekaligus menjadi mediator untuk beberapa tantangan yang kami hadapi.

Sebagai penutupan acara, ada peluncuran buku OPUS 2019 dan penyerahan secara simbolik dari BEKRAF kepada perwakilan 16 Subsektor Ekonomi Kreatif yang berada di bawah naungan BEKRAF. Adapun ke 16 Subsektor tersebut dikutip dari bekraf.go.id adalah :

1. Aplikasi dan pengembangan permainan

Seiring dengan semakin meningkatnya penetrasi smartphone di Indonesia, industri  pengembangan aplikasi dan permainan di tanah air pun semakin meningkat. Beberapa pengembang aplikasi dan game baru muncul

Di sisi lain, sektor ini masih mengalami beberapa kendala seperti  sedikitnya minat investor pada sektor ini sampai belum adanya kebijakan proteksi yang memihak pada kepentingan developer domestik.

2. Arsitektur

Arsitektur sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif memiliki peranan yang penting dari sisi kebudayaan dan pembangunan. Dari sisi budaya, arsitektur mampu menunjukkan karakter budaya bangsa Indonesia yang beraneka ragam. Dari sisi pembangunan, jelas arsitektur berperan dalam perancangan pembangunan sebuah kota.

Menurut Bekraf, sektor ini masih mengalami kendala dari sisi jumlah arsitek yang ada. Saat ini jumlah arsitek yang ada di Indonesia baru mencapai 15.000 orang, tidak sebanding dengan populasi penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang.

3.Desain Produk

Hasil dari subsektor yang satu ini, sering kita jumpai sehari-hari. Ada tangan-tangan terampil dari desainer produk yang mengkreasikan sebuah produk dengan menggabungkan unsur fungsi dan estetika sehingga memiliki nilai tambah bagi masyarakat.

Tren dari industri ini cukup baik sering dengan bertambahnya populasi usia produktif yang membentuk interaksi antara pelaku industri dengan dengan pasar. Selain itu, industri ini juga didorong oleh apresiasi masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk berkualitas.

4.Fesyen

Fesyen merupakan subsektor industri kreatif yang berjalan sangat dinamis. Berbagai tren fesyen bermunculan setiap tahunnya karena inovasi dan produktivitas desainer . Saat ini, fesyen menunjukkan peningkatan daya saing yang cukup signifikan di tingkat global.

Data dari Kementerian Perindustrian tahun 2016 mencatat, nilai ekspor dari industri fesyen tanah air mencapai  USD 11, 7 miliar.

5. Desain Interior

Menurut Bekraf, selama dua dekade terakhir ini, sektor desain interior menunjukkan perkembangan yang sangat pesar. Penggunaan jasa desainer untuk merancang interior hunian, hotel hingga perkantoran pun semakin meningkat.  Apresiasi masyarakat terhadap bidang ini juga semakin baik.

Namun, ada beberapa hal yang masih perlu menjadi perhatian dari sektor ini seperti proteksi terhadap para pelaku kreatif desain interior di pasar domestik, adanya sertifikasi untuk menciptakan standar, dan perlindungan hak cipta.

6. Desain Komunikasi Visual

Desain Komunikasi Visual atau yang sering dikenal dengan sebutan DKV merupakan ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dengan memanfaatkan elemen visual sebagai cara untuk mencapai tujuan tertentu.

Desain Komunikasi Visual memiliki peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis swasta, pemilik merek, bahkan program-program pemerintah.

7.Seni Pertunjukan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni pertunjukan. Kesenian ini hadir sejak lama dalam bentuk wayang, teater, ludruk, tari dan masih banyak lagi. Kesenian tersebut menyebar ke seluruh Indonesia dengan ciri khasnya masing-masing.

8.Film, Animasi dan Video

Industri perfilman saat ini sedang mengalami perkembangan yang positif. Berbagai judul film silih berganti menghiasi layar bioskop Indonesia. Animasi juga menunjukkan perkembangan yang positif. Kita bisa melihat munculnya serial animasi di televise nasional yang sebelumnya hanya diisi oleh animasi-animasi dari luar negeri.

Permasalahan yang muncul pada sektor ini diantaranta adalah masalah sumber daya manusia, tidak meratanya jumlah bisokop yang ada di Indonesai sampai dengan masalah klasik yakni pembajakan.

9. Fotografi

Perkembangan industri fotografi didukung oleh minat anak muda sekarang yang semakin tinggi terhadap dunia fotografi. Tingginya minat tersebut disebabkan karena semakin berkembangnya sosial media dan harga kamera yang semakin terjangkau.

10. Kriya

Kriya merupakan segala kerajinan yang berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan kerajinan seni kriya. Hasil kerajinan tersebut selain untuk pasar domestik, banyak juga yang ekspor ke luar negeri.

Sementara itu, faktor ketersediaan bahan baku menjadi masalah yang sering menghampiri industri ini. Permodalan juga menjadi masalah klasik lainnya.

11. Kuliner

Kuliner memiliki potensi yang kuat untuk berkembang. Data dari Bekraf menyebutkan bahwa sektor ini menyumbang kontribusi 30% dari total sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Beberapa hal yang masih menjadi perhatian pemerintah yaitu akses perizinan satu pintu, panduan bisnis dan perizinan, hingga pendampingan hokum dalam proses pendirian usaha.

12. Musik

Musik merupakan industri yang sangat dinamis. Perkembangan terbaru saat ini di dunia musik adalah semakin banyaknya platform pembelian musik digital yang mudah dan murah sehingga mengurangi aksi pembajakan.

13. Penerbitan

Industri penerbitan berperan dalam membangun kekuatan intelektualitas bangsa. Meskipun pangsa pasar industri ini tidak sebesar sektor yang lain, namun industri ini punya potensi yang tidak kalah kuat.

Industri penerbitan terus berupaya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan hadirnya produk penerbitan seperti buku dan majalah dalam bentuk digital.

14.Periklanan

Periklanan merupakan suatu penyajian materi yang berisi pesan persuasif kepada masyarakat untuk mempromosikan produk atau jasa. Konten-konten iklan biasanya dibuat khusus oleh sekelompok orang yang biasanya disebut sebagai agensi iklan.

Menurut Bekraf, periklanan merupakan subsektor industri kreatif yang memiliki daya sebar paling tinggi. Hal ini tidak terlepas dari sinergi dengan para pemilik modal yang memasarkan produk

15.Seni rupa

Di Indonesia seni rupa sudah berkembang dengan cukup baik. Tercatat ada beberapa acara pameran seni rupa rutin diselenggarakan seperti Jogja Biennale, Jakarta Biennale, Art Jog, dan OK Video Festival.

16.Televisi dan Radio

Di tengah arus informasi digital yang kian masif, televisi dan radio masih menunjukkan eksistensinya. Peranan kedua industri ini pun cukup besar dengan nilai mencapai 3,17% dari Produk Domestik Bruto (PDB) .

Dari sisi ketenagakerjaan, industri televisi dan radio menduduki peringkat ke-6  terbesar dalam kontribusi terhadap total tenaga kerja industri kreatif di Indonesia.

*****

Mewakili Subsektor Fesyen

Saat peluncuran buku OPUS 2019, saya diundang ke atas panggung untuk mewakili Subsektor Fesyen . Buku diserahkan oleh Pak Ricky Pesik dan Mas Abdee Negara yang hadir sebagai tamu.

Di dalam buku OPUS ini ada artikel tentang Toraja Melo sebagai pelaku fesyen berbasis komunitas yang sudah berjalan selama 1 dekade. Dan di laporan deputi 6, karya personal Sofia Urban TranforMANU juga masuk fotonya di pelaporan tentang KOPIKKON. hihi.. happy!!

edf

 

 

*****

Terima kasih sudah membaca sampai akhir, semoga tulisan ini bermanfaat

 

Salam,

Sofia S Dewi