Uncategorized

Program BeKRAF Indonesia : Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) 2016

Hi! Terima kasih sudah mampir lagi ke tulisan saya. Kali ini saya mau cerita tentang program yang saat ini sedang saya ikuti bersama pemerintah melalui BeKRAF

Saya baru tahu kalau ternyata belum banyak yang tahu tentang BeKRAF yah. Beberapa teman masih banyak yang memberi respon semacam ini ketika beberapa waktu lalu melihat postingan di akun instagram saya “Bekraf apa sih sof?”
Well.. BeKRAF ini kepanjangannya adalah Badan Ekonomi Kreatif, dimana di jaman presiden lalu ini menjadi satu dengan Kementrian Pariwisata. Namun saat ini dipisahkan supaya bisa lebih fokus satu sama lain ya. Leadernya bekraf pasti pada tau ya Bp Triawan Munaf a.k.a ayahnya neng Sherina Munaf hihi.. 

Eh tapi ini saya masuk tim IKKON enggak ada hubungannya sama neng Sher ya gaes.. ini murni dari hasil assesment, hehe.. 

Cerita saya berawal di menparekraf ini. Tahun 2014 lalu saya mengikuti kompetisi yang diadakan pemerintah tentang desain dengan judul lomba “Reka Baru Desain Indonesia” . Dari 1000 pelamar dipilihlah 100 semi finalis dan kemudian dipilih 30 finalis dan alhamdulillaah saya masuk sebagai salah satunya! Hurray! Hurray!! 

Karya saya saat itu adalah Java Oceania. Dimana saya menggabungkan bahan jeans – lurik dan kulit ke dalam busana. Supaya lebih kekinian dan mendunia namun tetap Indonesia.

Pemenang yang terpilih ada 14 orang. Dikirim ke London untuk study trip di sekolah design di sana. Saya nyaris berangkat di nomor 15 hihihi. Belum hoki. Toh saya juga tidak akan bisa berangkat kalaupun menang karena saya masih bekerja pada saat itu. Jadi Tuhan sudah mengatur segalanya untuk saya bukan…? 

Oke. Apa hubungannya Reka Baru Desain Indonesia (RBDI) 2014 dengan program IKKON 2016 ini? Mostly para finalis terpilih diundang untuk mengikuti assesment di UI Salemba pada pertengahan bulan Juni. Kami diundang dengan brief singkat untuk program ini. Kemudian setelah assesment yang panjang di bulan puasa hihi asli udah kayak berasap banget ini kepala, tulisan tangan pun dari rapi menjadi acakadut wahahaha.. tapi di bagian wawancara saya tetap cerewet susah distop seperti biasanya hihihi.. 

Alhamdulillaah 19 Juni 2016 saya diumumkan masuk dalam tim terpilih dan harus ke Jakarta tanggal 20-25 untuk mengikuti karantina pembekalan IKKON 2016 juga press conference. 


(dokumentasi BeKRAF Indonesia) 

Ini adalah foto saat press conference dimana saya tidak bisa hadir dikarenakan penerbangan saya delayed dari bandara Yogyakarta Adisucipto ke Bandara Jakarta Halim Perdanakusuma. Saya baru tiba di lokasi pada pukul 3 sore hari. 

Mengutip dari artikel yang saya baca di sindonews : “Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) meluncurkan program Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) 2016 yang akan dilaksanakan di lima daerah”
Betul. Untuk kloter pertama sebagai Alpha Project, IKKON 2016 akan fokus pada 5 daerah awal dulu. Program yang sebenarnya sudah digodok sejak tahun lalu ini sangat serius bertujuan untuk mensejahterakan para pelaku seni daerah di antaranya perajin batik, perajin tenun maupun sulam pada awalnya supaya bisa lebih berkembang lagi dalam ekonomi kreatif. 

IKKON merupakan program yang menempatkan sekelompok pelaku ekonomi kreatif berlatar belakang profesi berbagai sub sektor desain pada suatu wilayah tertentu untuk berinteraksi, bereksplorasi dan berkolaborasi bersama dengan potensi kreatif lokal. untuk mempercepat proses pengembangan dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang ekonomi kreatif di seluruh Indonesia

Sekelompok pelaku tersebut dibentuk tim dimana di dalamnya terdapat :  para desainer mode, desainer produk, desainer komunikasi visual, desainer interior, arsitek, antropolog, fotografer, videografer, programmer, ahli komunikasi dan didampingi oleh mentor dan koordinator tim. Tim inilah yang secara langsung akan berkolaborasi dengan pelaku industri kreatif di berbagai wilayah potensial di Indonesia.

Penentuan lokasi IKKON 2016 berdasarkan permintaan dari Pemerintah Daerah atas persetujuan Bekraf. Untuk tahun ini IKKON 2016 akan dilaksanakan di 5 (lima) daerah yaitu Sawahlunto (tenun), Lampung (tapis), Brebes (batik), Rembang (batik), Ngada- Flores (tenun).

Seperti yang saya baca di Moneter.co.id .. Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf, Abdur Rohim Boy Berawi menjelaskan:

Proses penempatan peserta program IKKON di lokasi yang dituju, tidak dimaksudkan untuk menggurui namun justru untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan dalam menciptakan peluang terjadinya kolaborasi antara peserta IKKON dengan para pelaku kreatif lokal.

Proses saling belajar ini diharapkan berdampak positif bagi munculnya karya-karya atau produk-produk baru yang memiliki nilai tambah, tanpa menghilangkan keunikan ciri-ciri lokal.

Untuk menyampaikan proses kegiatan dari hari ke hari pada masyarakat, setiap peserta dan para forografer diwajibkan membuat catatan harian kemajuan program kegiatan yang diampunya dan mengunggahnya ke media sosial secara berkala.

Selain itu para videografer juga akan mengunggah hasil dokumentasinya secara berkala melalui youtube. Dengan demikian masyarakat akan dapat melihat apa yang dilakukan oleh para peserta selama di daerah penugasan masing-masing.

Setelah proses kolaborasi usai, peserta diharapkan mampu mensosialisasikan hasil-hasil dari Program IKKON melalui pameran di lokasi masing-masing yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, K/L dan instansi-instansi lain, baik pemerintah maupun swasta, untuk melakukan tindak lanjut terhadap hasil-hasil dari Program IKKON tersebut.
Ia menambahkan, bahwa kegiatan IKKON ini akan mempercepat proses pengembangan kapasitas SDM Kreatif di seluruh Indonesia dan dengan sendirinya akan mempercepat peningkatan kualitas produk lokal kreatif melalui kolaborasi antara peserta program IKKON dengan para pelaku potensi kreatif lokal.
Kolaborasi ini diharapkan membantu menciptakan habitat kreatif yang kondusif di lokasi program IKKON untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas serta memberikan wadah bagi para desainer dan pelaku kreatif lokal untuk menggali inspirasi baru dalam berkarya dari kekayaan budaya lokal.

“Selain itu, diharapkan terbangun jejaring industri kreatif seperti resource & information sharing dan knowledge & skill exchange antara potensi kreatif lokal serta rantai nilai lainnya yang terlibat dengan peserta program IKKON,” tuntasnya. 

Kolaborasi ini diharapkan membantu menciptakan habitat kreatif yang kondusif di lokasi program IKKON untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas serta memberikan wadah bagi para desainer/pelaku kreatif lokal untuk menggali inspirasi baru dalam berkarya dari kekayaan budaya lokal. 

Jujur dari hati, saya bangga masuk dalam tim pilot project untuk IKKON 2016. Tim saya adalah tim ke 5 dan ditempatkan di Ngada-Flores. Tentunya kita semua tahu bagaimana keindahan Pulau tersebut. Jadi penasaran sekali budaya yang bisa kami explore selain pariwisata yang berpotensi dalam pengembangan Ekonomi Kreatif Di sana. 

Tim saya so far terdiri dari 8 orang. Yaitu saya Sofia Sari Dewi (Desainer Mode), Savira Lavinia (Desainer Mode), Ni Nyoman Sri Natih (Antropologi), Siti Chadijah (Desainer Interior), Ika Yulianti (Desain Komunikasi Visual), Dominggo Subandio (Desain Komunikasi Visual), Ignatius Gerry Apririan (Desainer Produk), Yoga Prabowo (Desainer Produk). Mentor kami adalah Bapak Arief Budiman. Untuk fotografer dan videografer sampai saat ini belum ditentukan jadi belum bisa disebutkan. 

Dari kiri ke kanan : Sofia – Bp Ayip (mentor) – Ibu Poppy (Direktur Div Edukasi BeKRAF) – Ika – Natih – Siti – Savira (depan) – Gerry – Yoga dan tidak masuk dalam frame ada Nigo. 

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bekraf yang sudah mempertemukan kami dan membekali kami dengan banyak ilmu selama 1 minggu. 

Tim Ikkon Ngada Flores sudah ready untuk mengupdate perjalanan kami dalam sebuah digital diary melalui akun instagram dan twitter : @ikkon_ngada juga FB Page : IKKON Ngada

Kami siap untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Mohon suppport dan doanya teman-teman.. 🙂